Nasib Dapat Pasangan Hasil Selingkuh

Oleh: Dimas Cokro Pamungkas - Jombang
Assamualaikum,
lama tidak menulis di blog karena sedikit ada peningkatan aktifitas akhir-ini, kali ini pun saya belum akan menulis sesuatu, tapi saya membagikan email curhatan seseorang tentang masalah cobaan hidup, cobaan rumahtangga yang lumayan rumit dan pasti sangat melelahkan fisik dan mental bagi yang mengalaminya...
Di sini saya tidak membahas solusi dari saya, tapi saya hanya neng "share" permasalahan yang ada, dengan begitu saya mengajak anda semua untuk merenung dan berfikir sejenak terhadap kasus yang terjadi ini dan bagaimana solusi yang baik menurut kita masing-masing

Oh iya, sebagai privasi, saya menyamarkan identitas nama dan alamat si pengirim email, tapi selain sensor nama dan alamat saya tulis apa adanya seperti bunyi email yang masuk.
Monggo dianalisis sareng, kita pikir, hayati dan berusaha merasakan apa yang terjadi... Dan andai cobaan ini kita yang jadi aktor utamanya...

Nb: solusi, tukar pikiran dan masukan dari saya nanti saya inbox langsung ke yang bersangkutan pengirim email.

__________________________________________________________________________________

Assalamu'alaikum Ustadz...

Perkenalkan saya bernama I.
Saya mempunyai seorang sahabat yang sedang sangat galau dan hampir putus asa dengan kehidupan yang dijalaninya.
Sahabat saya bernama M. Dia adalah seorang wanita yang sekarang ini sedang bertaubat dari semua dosa-dosa besar yang telah pernah dia lakukan selama ini.
Sebagai perwakilan dari sahabat saya, saya ingin menceritakan permasalahannya dan menanyakan beberapa hal pada Ustaz. Mohon dirahasiakan ya Ustadz.

Sahabat saya ini, M, adalah seorang muslimah yang baik dan taat pada perintah Allah SWT pada awalnya. M sudah bersuami namun belum dikaruniai anak. Kemudian suatu waktu, M harus terpisah dengan suaminya karena study ke luar negara. Di negara tersebut, M berjumpa dengan seorang lelaki yang sama2 study di fakultas yang sama. Namanya B. B adalah seorang lelaki yang telah beristri. Akhirnya M dan B terlibat affair dan berzina karena jauh dari pasangan masing-masing. 

M dibutakan oleh rayuan B sehingga M meminta cerai dari suaminya karena diiming-imingi akan dinikahi oleh B setelah B menceraikan istrinya. Akhirnya M dan suaminya pun bercerai. Perzinahan antara M dan B terus dilakukan baik ketika M masih berstatus istri orang, M sedang dalam proses gugatan cerai, sampai akhirnya M benar2 menjadi janda. Bertahun-tahun zina itu dilakukan. Sampai akhirnya B menceraikan istrinya. 

Setelah setahun bercerai dari istrinya, B melamar M dan sudah merencanakan pernikahan dua bulan mendatang dari proses lamaran. Setelah proses lamaran, Mina benar2 berniat untuk bertaubat dan memohon ampunan pada Allah atas semua dosa yang dilakukannya. Mina ingin kembali pada jalan Allah SWT dan bersama-sama dengan B ingin merajut pernikahan yang diridhai Allah SWT. Tapi sayang, sebulan sebelum pernikahan, ternyata B terlibat lagi affair dan berzina kembali dengan wanita lain. Mina baru mengetahuinya seminggu sebelum pernikahan. Disaat itu, B meminta maaf atas semua kesilapannya dan ingin tetap menjalani pernikahan ini. M yang sudah dibutakan cinta akhirnya menerima B kembali dan pernikahan itu pun terjadi.

Namun seminggu setelah pernikahan, ternyata B berbohong. B tetap melanjutkan affairnya dengan wanita itu dan menikah siri dengannya tanpa wali yang sah. Karena orang tua wanita itu tidak mau menikahkan anaknya dengan B. Namun mereka tetap nikah dengan meminta bantuan seorang kyai pesantren sebagai wali wanita itu.

Kini M merasa benar2 ditipu oleh B. Janji untuk menikah dan membentuk keluarga yang benar2 bersih dengan niat ridha Allah SWT sepertinya hancur. Ketika M memprotes perlakuan B, hal yang dikatakan B adalah sungguh sangat menyakitkan M. B menikahi M hanya sebuah tanggung jawab dari janji saja. M bukan istri yang diinginkan. M tidak bisa memberikan kepuasan sexual kepadanya karena M jelek secara fisik. M juga tidak bisa memberikan B pekerjaan dan proyek seperti mantan istrinya dulu dan istri siri nya sekarang. B juga mengatakan pada M kalau dia akan kembali pada mantan istrinya dan B minta M jangan mengganggu urusannya. Kalau ternyata M sakit hati, silahkan kembali pada keluarga. Karena Budhi sudah merasa kalau M bukanlah pasangan yang bisa seiring dengannya dalam karir dan pekerjaan. Kalau dalam agama, memang benar kalau M lebih dari mantan istrinya dan istri sirinya. Tapi B tidak perlu agama. B perlu pekerjaan dan uang untuk membiayai kehidupan ini.
M begitu shock atas perkataan dan perlakuan B padanya. B yang sudah menjadi suaminya sangat tega mengatakan hal itu padanya.
Akhirnya M pun pulang pada keluarganya. Menunggu apa yang akan dilakukan B pada dirinya. Tapi M tidak mau bercerita pada keluarganya karena M masih berharap B akan kembali padanya dan meminta maaf atas semua perlakuannya serta akan bertaubat kembali bersama seperti janji awal.

Saya ingin bertanya... sebagai seorang istri yang shalehah, apa yang seharusnya M lakukan, Ustadz?
Ketika M menceritakan permasalahannya pada saya, yang saya sarankan adalah minta cerai dari B karena B sudah terlalu dhalim padanya.
Tapi sepertinya M berat untuk melakukannya sekarang ini. M masih sangat sayang pada B. Walaupun M marah pada B namun M saat ini belum bisa untuk melepaskan B.
M pernah bilang pada saya kalau dia ingin sekali menjadi wanita yg shalehah, istri yang shalehah, dan ibu dari anak-anak yang shalehah. M merasa ini adalah ujian dan hukuman yang Allah berikan padanya karena M dulu telah menyia-nyiakan suami yang sangat mencintai dan menyayanginya hanya karena terbujuk rayu dengan B. Namun kini  telah menjadi suaminya. Haruskah dia juga melepaskan B andaikan B menceraikannya?
Mohon penjelasan Ustadz agar M tidak lagi salah melangkah dari jalan Allah SWT.
M sekarang terus bertaubat atas semua dosa-dosanya... Saya kasihan dengan M. Dia begitu tertekan sekarang ini. Hal yang dilakukannya adalah shalat dan shalat serta berzikir, membaca Al-Qur'an... memohon ampunan pada Allah SWT... M terus menutupi diri. Saya kasihan padanya, Ustadz. M ingin berkonsultasi tapi tidak tau pada siapa yang bisa menjaga rahasia masalahnya. M tidak ingin membongkar aib suaminya karena itu juga menjadi aib baginya. Mohon jawaban dari Ustadz.
Terimakasih.