Ketumbar |
Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan
rempah-rempah yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan
diperdagangkan, baik digerus maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus
mirip dengan lada, seperti biji kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat ia dinamakan fructus coriandri. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar Laut Kaspia.
Berbagai jenis masakan tradisional Indonesia
kerap menggunakan bumbu berupa biji berbentuk butiran beraroma keras
yang dinamakan ketumbar. Dengan tambahan bumbu tersebut, aroma masakan
akan lebih nyata.
Tak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan. Daunnya
yang majemuk seperti seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan
taburan dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara
itu, ketumbar diberi nama phak chee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma tajam.
Biasanya, tumbuhan ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah
dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai
ketinggian satu meter dari tanah.
Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk bunga
mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda.
Untuk buah, bentuknya hampir bulat berwarna kuning bersusun, Kalau
matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan.
Di sana, biji yang dikeringkan Di beberapa daerah, ketumbar sering diberikan nama yang berbeda-beda.
Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai negara.
Ketumbar biasanya digunakan pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica). Namanya berbeda-beda di berbagai negara juga di berbagai daerah di Indonesia.
Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji, dan buah. Dari semua bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren.
Khasiatnya tak sebatas pelancar
pencernaan saja. Ketumbar juga berguna untuk meredakan pusing,
muntah-muntah, influenza, wasir, radang lambung dan radang payudara,
campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan lemah syahwat.
Penggunaan ketumbar bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti
ditumbuk halus dan direbus, baik untuk pengobatan luar, maupun dalam.
Untuk pengobatan luar biasanya dihaluskan dan dijadikan adonan dengan
dicampur air dan bahan lainnya. Lalu adonan itu ditempelkan pada bagian
yang sakit. Cara ini dilakukan untuk perut kembung (ditambah katuk, bawang merah, dan buah pinang), sakit kepala (ditambah buah pinang, daun sirih, mangle, dan pacar jawa), serta radang payudara.
Sementara, untuk pengobatan dalam biasanya ketumbar direbus. Setelah
direbus dan ditambah beberapa bahan lain, air rebusannya disaring lalu
diminum secara rutin. Cara ini digunakan untuk pengobatan tekanan darah
tinggi (ditambah seledri), influenza (ditambah jahe, daun bawang putih,
dan madu), batuk (ditambah kayu manis, kumis kucing, dan gula aren),
memperbanyak ASI, muntah-muntah, radang lambung, keracunan jamur, dan
lainnya.
Cara lainnya adalah dengan menyangrai biji ketumbar, ditumbuk halus,
lalu diseduh dengan air (wasir). Ada pula dengan menghaluskan ketumbar
dan bahan lainnya, ditambah air, disaring lalu diminum (lemah syahwat).
Untuk mengatasi batuk, ketumbar, jahe, dan buah pir di tim, lalu
dimakan. Cara untuk mengatasi haid tak lancar beda lagi. Caranya adalah
dengan menghaluskan ketumbar dan bahan lain, direbus, lalu disaring.