Kemuliaan malam qadar banyak dijelaskan hadits Nabi
s.a.w, antara lain hadits yang diriwayatkan Abu
Hurairah r.a:
َﻡﺎَﻗ ْﻦَﻣ ِﺭْﺪَﻘْﻟﺍ َﺔَﻠْﻴَﻟ ﺎًﺑﺎَﺴِﺘْﺣﺍَﻭ ﺎًﻧﺎَﻤْﻳِﺍ ُﻪَﻟ َﺮِﻔُﻏ َﻡَّﺪَﻘَﺗ ﺎَﻣ ْﻦِﻣ ِﻪِﺒْﻧَﺫ
ْﻦَﻣَﻭ َﻡﺎَﺻ َﻥﺎَﻀَﻣَﺭ ﺎًﻧﺎَﻤْﻳِﺍ ﺎًﺑﺎَﺴِﺘْﺣﺍَﻭ َﺮِﻔُﻏ ﺎَﻣ ُﻪَﻟ ْﻦِﻣ َﻡَّﺪَﻘَﺗ ِﻪِﺒْﻧَﺫ
Siapa yang mengerjakan ibadah pada malam qadar
dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang
telah lalu. Dan barang siapa berpuasa di bulan
Ramadhan, dengan iman dan ikhlas, maka diampuni
dosanya yang telah lalu”. (Hadits Shahih, riwayat al-
Bukhari: 1768 dan Muslim:1268).
Dari seribu macam bentuk cara beribadah kepada Allah
SWT, yang bisa dilakukan pada malam lailatul qadar,
tetapi dari sekian banyak itu ada sebuah ibadah yang
dianjurkan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana apa
yang diriwayatkan oleh lima imam hadits:
ْﻦَﻋ َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ :ْﺖَﻟﺎَﻗ ُﺖْﻠُﻗ ِﻪﻠﻟﺍ َﻝْﻮُﺳَﺭﺎَﻳ َﺖْﻳَﺍَﺭَﺍ ُﺖْﻤِﻠَﻋ ْﻥِﺍ ٍﺔَﻠْﻴَﻟ ُّﻱَﺍ َﺔًﻠْﻴَﻟ
ِﺭْﺪَﻘْﻟﺍ .ﺎَﻬْﻴِﻓ ُﻝﻮُﻗَﺍﺎَﻣ ﻰِﻟْﻮُﻗ َﻝﺎَﻗ َﻚَّﻧِﺍ َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺍ ٌّﻮُﻔَﻋ َﻮْﻔَﻌْﻟﺍ ُّﺐِﺤُﺗ
ﻰِّﻨَﻋ ُﻒْﻋﺎَﻓ
Dari Syayidah ‘Aisyah, r.a. Ia berkata: saya bertanya
kepada Rasulullah SAW, Apa pendapat Engkau,
seandainya aku menemukan malam lailatul qadar, maka
do’a apakah yang semestinya aku ucapkan pada malam
itu? Rasullullah SAW, menjawabnya; berdo’alah dengan
mengucapkan “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engakau Dzat
Maha Pengampun, dan menyukai memberikan
pengampunan kepada hamban-Nya, maka ampunilah
kesalahanku.” (H.R. Lima Imam hadits, kecuali imam
Abu Daud).