Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan secara ganjil
sebagai penutup shalat malam, dikerjakan menurut
kemampuan masing-masing; boleh dengan satu rakaat,
tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat, Sembilan rakaat,
atau sebelas rakaat.
Bila tidak memberatkan, shalat witir disunnahkan untuk
dikerjakan setiap malam, Abu Ayyub al-Anshari r.a.
menjelaskan:
ُﻝﻮُﺳَﺭ َﻝﺎَﻗ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ُﺮْﺗِﻮْﻟَﺍ ٌّﻖَﺣ ﻰَﻠَﻋ ِّﻞُﻛ ٍﻢِﻠْﺴُﻣ
َّﺐَﺣَﺍ ْﻦَﻤَﻓ ْﻥَﺍ َﺮِﺗْﻮُﻳ ْﻞَﻌْﻔَﻴْﻠَﻓ ٍﺲْﻤَﺨِﺑ َّﺐَﺣَﺍ ْﻦَﻣَﻭ ْﻥَﺍ ٍﺙﺎَﻠَﺜِﺑ َﺮِﺗْﻮُﻳ
َّﺐَﺟَﺍ ْﻦَﻣَﻭ ْﻞَﻌْﻔَﻴْﻠَﻓ ْﻥَﺍ َﺮِﺗْﻮُﻳ ٍﺓَﺪِﺣﺍَﻮِﺑ ْﻞَﻌْﻔَﻴْﻠَﻓ
Rasulullah s.a.w, bwesabda: “witir itu adalah hak setiap
muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat, maka
kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu
rakaat, maka kerjakanlah”. (Hadits shahih, riwayat abu
Daud: 1212 dan al-Nasa’i: 1693).
ْﻦَﻋ َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﺖَﻟﺎَﻗ ﻰَّﻠَﺻ ﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﻥﺎَﻛ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ﻲِّﻠَﺼُﻳ ﺎَﻤْﻴِﻓ
َﻦْﻴَﺑ ْﻥَﺍ ْﻦِﻣ َﻍُﺮْﻔَﻳ ِﺓﺎَﻠَﺻ ﻰَﻟِﺍ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ َﺓَﺮْﺸَﻋ ﻯَﺪْﺣِﺍ ِﺮْﺠَﻔْﻟﺍ ًﺔَﻌْﻛَﺭ
َﻦْﻴَﺑ ُﻢِّﻠَﺴُﻳ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭ ِّﻞُﻛ ُﺮِﺗﻮُﻳَﻭ ٍﺓَﺪِﺣﺍَﻮِﺑ
Dari Aisyah r.a. menjelaskan: “Nabi s.a.w, shalat
sebelas rakaat di antara shalat isya sampai terbit fajar.
Beliau salam setiap dua rakaat dan mengerjakan shalat
witir dengan satu rakaat “. (hadits shahih, riwayat
Muslim: 1216)
Meskipun shalat witir disebut sebagai penutup shalat
malam, namun demikian tidak berarti harus selalu
dikerjakan pada akhir malam, bisa juga dikerjakan pada
awal atau tengah malam. Dalam hadits yang
diriwayatkan Sayyidah Aisyah r.a, menyebutkan bahwa
Rasulullah s.a.w, mengerjakan shalat witir pada setiap
malam, pernah berwitir pada permulaannya,
pertengahannyam atau penghabisannya.
ْﻦَﻋ َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ْﺖَﻟﺎَﻗ ْﻦِﻣ ِّﻞُﻛ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ْﺪَﻗ َﺮَﺗْﻭَﺍ ِﻪﻠﻟﺍ ُﻝﻮُﺳَﺭ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ
ِﻪْﻴَﻠَﻋ ْﻦِﻣ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻝَّﻭَﺍ ِﻩِﺮِﺧَﺍَﻭ ِﻪِﻄَﺳْﻭَﺍَﻭ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ﻰَﻬَﺘْﻧﺎَﻓ ُﻩُﺮْﺗِﻭ ﻰَﻟِﺍ
ِﺮَﺤَّﺴﻟﺍ
Dari Aisyah r.a, menerangkan: ”dari setiap malam, Nabi
s.a.w, pernah mengerjakan shalat witir pada permulaan
malam, pertengahannya dan akhirannya, dan berakhir
pada waktu shubuh”. (hadits shahih, riwayat al-
Bukhari:941 dan Muslim: 1230).
Bagi siapa yang khawatir tidak bangun di akhir malam,
sebaiknya melakukan shalat witir sebelum tidur,
sedangkan bagi mereka yang yakin bisa bangun di akhir
malam untuk mengerjakan tahajjud, maka
mengakhirkan shalat witir sebagai penutup shalat
malam , cara inilah yang paling afdhal.
ْﻦَﻋ َﻝﺎَﻗ ٍﺮِﺑﺎَﺟ َﻑﺎَﺧ ْﻦَﻣ ْﻥَﺍ ْﻦِﻣ َﻡْﻮُﻘَﻳ ﺎَﻟ ِﺮِﺧَﺍ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍ ْﺮِﺗْﻮُﻴْﻠَﻓ ْﻦَﻣَﻭ ُﻪَﻟَّﻭَﺍ
َﻊَﻤَﻃ َﻡْﻮُﻘَﻳ ْﻥَﺍ ُﻩَﺮِﺧَﺍ ِﻞْﻴَّﻠﻟﺍَﺮِﺧَﺍ ْﺮِﺗْﻮُﻴْﻠَﻓ َﻚِﻟَﺫَﻭ ًﺓَﺩْﻮُﻬْﺸَﻣ ُﻞَﻀْﻓَﺍ
Dari Jabir r.a, menuturkan, “rasulullah s.a.w, bersabda:
“barang siapa yang merasa tidak akan sanggup bangun
pada akhir malam, hendaklah ia menyegerakan shalat
witir pada permulaan malam, siapa yang mersa
sanggup bangun pada akhir malam, berwitirlah pada
akhir malam, karena shalat pada akhir malam itu
dihadiri (para malaikat), dan itulah yang paling utama”.
(hadits shahih, riwayat Muslim: 1255, al-Tirmidzi:418,
Ibn Majah: 1177 dan Ahmad: 13691).
Do’a Shalat Witir
َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺃ ﺎَّﻧِﺇ ﺎًﻧﺎَﻤْﻳِﺇ َﻚُﻟَﺎْﺴَﻧ ﺎًﻤﺋِﺍَﺩ ﺎًﺒْﻠَﻗ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﺎًﻌِﺷﺎَﺧ ﺎًﻤْﻠِﻋ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ
ﺎًﻌِﻓﺎَﻧ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﺎًﻨْﻴِﻘَﻳ ﺎًﻗِﺩﺎَﺻ ﺎًﻠَﻤَﻋ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﺎًﻤِّﻴَﻗ ﺎًﻨْﻳِﺩ
ﺍًﺮْﻴَﺧ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﺍًﺮْﻴِﺜَﻛ َﻮْﻔَﻌْﻟﺍ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ َﺔَﻴِﻓ ﺎَﻌْﻟﺍَﻭ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ َﻡﺎَّﻤَﺗ
ِﺔَّﻴِﻓﺎَﻌْﻟﺍ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﻰَﻠَﻋ َﺮْﻜُّﺸﻟﺍ ِﺔَّﻴِﻓﺎَﻌْﻟﺍ َﻚُﻟَﺄْﺴَﻧَﻭ ﻰَﻨِﻐْﻟﺍ ِﻦَﻋ ِﺱﺎَّﻨﻟﺍ
ﺎَﻨَّﺑَﺭ َّﻢُﻬَّﻠﻟَﺃ ْﻞَّﺒَﻘَﺗ ﺎَﻨَﺗﺎَﻠَﺻ ﺎَّﻨِﻣ ﺎَﻴِﺻَﻭ ﺎَﻨَﻣ ﺎَﻴِﻗَﻭ ﺎَﻨَﻣ ﺎَﻨَﻌُﺸَﺨَﺗَﻭ ﺎَﻨَﻋُّﺮَﻀَﺗَﻭ
ﺎَﻧَﺪُّﺒَﻌَﺗَﻭ ْﻢِّﻤَﺗَﻭ ﺎَﻧَﺮْﻴِﺼْﻘَﺗ ُﻪﻠﻟَﺃ ﺎَﻳ َﻢَﺣْﺭَﺃﺎَﻳ َﻦْﻴِﻤِﺣﺍَّﺮﻟﺍ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻَﻭ ﻰَﻠَﻋ
ِﻪِﻘْﻠَﺧ ِﺮْﻴَﺧ ٍﺪَّﻤَﺤُﻣ ﺎَﻧِﺪِّﻴَﺳ ﻰَﻠَﻋَﻭ ِﻪِﺑﺎَﺤْﺻَﺃَﻭ ِﻪِﻟﺁ ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍَﻭ َﻦْﻴِﻌَﻤْﺟَﺃ ِﻪﻠِﻟ
ِّﺏَﺭ .َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌْﻟﺍ
“Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang langgeng,
hati yang khusyu’, ilmu yang bermanfaat, keyakinan
yang benar,amal yang shalih, agama yang lurus,
kebaikan yang banyak.kami mohon kepada-Muampunan
dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon
kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan, kami
mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesaama
manusia. Ya Allah, tuhan kami terimalah dari kami:
shalat, puasa, ibadah, kekhusyu’an, rendah diri dan
ibadaha kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan
kami. Ya allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala
yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan
kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad
s.a.w, demikian pula keluarga dan para sahabatnya
secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan
semestra alam.
(Pen: KH.Syaifullah Amin/Red: Ulil H)