Berbagi Doa

“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang
Aku, maka sesungguhnya Aku ini dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a, maka
hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan
beriman kepadaKu agar mereka memperoleh
kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]:186).
Salah satu sebab turunnya ayat tersebut di atas,
Mu’awiyah bin Haidah berkata, “Seorang Badui
mendatangi Rasulullah dan bertanya, apakah Tuhan kita
dekat, sehingga kita cukup berbisik saat berdo’a
kepadaNya. Ataukah Dia jauh, sehingga kita harus
berteriak dengan suara keras saat memohon kepadaNya?
Rasulullah SAW diam tidak menjawab pertanyaan
tersebut. Sehingga akhirnya, turunlah ayat ini.” (HR. Ibnu
Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawaih, Abu Syaith dan
lainnya).
Di antara amal ibadah yang penting dikerjakan di bulan
Ramadhan yang mulia dan penuh berkah ini adalah
memperbanyak do’a, yaitu bermunajat memohon
ampunan, rahmat, keselamatan, kesuksesan, kebaikan
dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Agar do’a kita dikabulkan, maka terdapat ada-adab yang
mesti diperhatikan. Merujuk kepada ayat di atas, ada tiga
adab utama yang mesti diingat ketika seseorang
memanjatkan do’a, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT itu
dekat, yang ditandai rasa percaya bahwa Ia mendengar
dan akan mengabulkan do’anya. Kedua, istiqomah dalam
melaksanakan  ketaatan yang telah Allah perintahkan.
Sedangkan yang ketiga, keteguhan iman kepada Allah
SWT.
Di samping itu, tentu harus mengetahui waktu-waktu dan
tempat dikabulkannya do’a. Sebagaimana keterangan dari
Nabi SAW, bahwa bulan Ramadhan adalah di antara
waktu-waktu diijabahnya (dikabulkan) do’a seorang
hamba.
Menurut Azzajjaaj, sekurang-kurangnya do’a itu
mengandungi tiga substansi, yaitu menyatakan keesaan
(tauhid) dan pujian (Tsana) kepada Allah. Kedua
memohon maaf, ampunan, rahmat dan apa-apa yang
mendekatkan diri kepada Allah SWT atau jalan menuju
keridhaan dan surgaNya. Ketiga, memohon kebaikan
atau kebahagiaan di dunia, seperti rezeki yang halal,
anak yang sholeh, kesehatan dan yang seumpamanya.
Namun dalam bero’a, disamping memohon kebaikan
untuk diri sendiri, seyogyanya kita juga meminta kepada
Allah SWT agar memberikan kebaikan dan kebahagiaan
kepada orang lain. Khususnya ahli keluarga, tetangga dan
saudara-saudara seiman dan seakidah yang sedang
mengahadapi kesulitan hidup.
Apalagi dalam kondisi global saat ini, di mana umat
Islam di belahan dunia seperti di Libya, Syiria,
Afghanistan, Palestina, Iraq, Turki, Mesir dan lain
sebagainya sedang berada dalam keprihatinan luar biasa.
Kekerasan, kezholiman, dan peperangan yang
menimbulkan banyak korban jiwa masih saja  terjadi
hingga detik ini.
Dan yang paling menyedihkan, sebagian pertumpahan
darah tersebut terjadi karena perang saudara di antara
kalangan umat Islam sendiri yang dipicu oleh provokasi
pihak ketiga.
Efek dari peristiwa tersebut tentu sangat besar dan luas,
misalnya korban jiwa, kebangkrutan ekonomi,
kegoncangan sosial, kemiskinan dan sebagainya.
Jika bantuan dalam bentuk fikiran dan harta sudah
diberikan, maka bantuan dalam bentuk do’a sudah
barang tentu sangat diharapkan oleh saudara-saudara
kita di luar sana. Bulan Ramadhan yang mulia dan berkah
ini merupakan peluang emas untuk berbagi kebahagiaan,
termasuk berbagi do’a kepada saudara-saudara kita yang
sedang ditimpa ujian dan kesusahaan yang tentunya
sangat memerlukan do’a dari kita. Wallahu Al-Musta’an.
(Imron Baehaqi)