MUI: Lailatul Qadar Adalah Terowongan Waktu

Umat Islam diimbau untuk menunaikan iktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Karena itu, kaum Muslim hendaknya berlomba-lomba
beribadah agar bisa meraih amalan yang kadarnya sama
dengan seribu bulan.
" Lailatul qadar itu time tunnel . Jika kita dapat anugerah
beramal shaleh dalam satu malam ganjil, Allah
menjanjikan pahala berlipat setara 83 tahun," kata Wakil
Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku
Zulkarnaen, Selasa (30/7).
Menurut Tengku, lailatul qadar bagaikan terowongan
waktu untuk memotong alam berlipat-lipat hanya dengan
mengerjakan ibadah dalam satu malam. Bayangkan, kata
dia, umat nabi Muhammad yang usianya pendek pasti
amalnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan umat
terdahulu yang bisa hidup ratusan tahun.
Maka itu, dengan adanya malam lailatul qadar , umat
punya kesempatan mengimbangi atau bahkan
mengalahkan amal umat sebelumnya. Karena andaikata
seseorang bisa mendapatkan 10 kali saja malam qadar
dalam seumur hidupnya dan mengisi dengan amal shaleh
pada tiap malam, maka orang itu dihisabnya telah
beramal selama 830 tahun.
Kalau itu bisa dicapai, kata dia, pasti umat Rasulullah
lebih mulia ketimbang umat Nabi Nuh yang usianya
mencapai 900 tahun, yang bercampur dengan tidur,
bekerja, masa kecil dan uzur itu. Tengku menyitir salah
satu firman Allah, "Maka benar Allah sangat sayang
kepada orang yang beriman."
"Jangan sia-siakan waktu. Intiplah malam Qadar dan
maksimalkan menembus terowongan waktu guna meraih
kedudukan tertinggi di akhirat kelak,” ujar Tengku.
Jika itu benar terjadi, sambungnya, nabi Muhammad
pasti bangga dengan umatnya yang terus menjalankan
amalan yang diajarkannya.