Misteri Arca Gayatri, Bisa Mengangguk dan Berkedip



Misteri Arca Gayatri, Bisa Mengangguk dan Berkedip
Bayu Adi Wicaksono, Dody Handoko
Rabu, 7 Oktober 2015, 06:35 WIB



VIVA.co.id - Candi Gayatri terletak di Dukuh Dadapan, Desa Boyolangu Tulungagung Jawa Timur. Candi yang biasa disebut dengan Candi Boyolangu ini ditemukan pada tahun 1914 oleh masyarakat desa setempat.

Candi Gayatri merupakan candi peninggalan jaman Kerajaan Majapahit. Dibangun era Raja Hayam Wuruk sebagai bentuk penghormatan dan makam Putri Gayatri yang bergelar Rajapatni istri keempat Raja Kertarajasa Jaya Wardhana (Raden Wijaya).

Putri Gayatri wafat pada tahun 1350. Candi tersebut merupakan area pemakaman Putri Gayatri. Pada tahun 1350-1389 Hayam Wuruk selalu memperhatikan pemeliharaan terhadap makam-makam pada raja dan pahlawan Majapahit. Beliau memerintahkan untuk membuat Candi Patung Gayatri di tempat makamnya.

Putri Gayatri bernama Dyah Prajnaparamita atau Gayatri Sri Rajapatni adalah istri keempat Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), yang merupakan raja pertama Majapahit.

Gayatri juga merupakan ibu dari ratu ketiga Majapahit, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang membawa Kerajaan Majapahit meraih masa gemilangnya. Gayatri melahirkan generasi raja-raja dan ratu ternama di Tanah Jawa.

"Perempuan jelita inilah tokoh sentral di balik Kerajaan Majapahit. Peranan Gayatri dalam kerajaan Majapahit sangat besar. Dia berada di balik kesusksesan Majapahit baik di Nusantara maupun dalam menghadapi ancaman luar negeri,"ujar Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Majapahit.

Sejak ayah dan ibunya yang berasal dari Kerajaan Singasari meninggal, Gayatri meneruskan cita-cita sang ayah untuk mempersatukan Nusantara. Gayatri berperan penting tapi tidak terlalu mencolok dalam menyatukan berbagai macam kerajaan kecil menjadi sebuah kerajaan besar.

Candi Gayatri merupakan kompleks percandian yang terdiri dari tiga bangunan perwara. Masing-masing bangunan menghadap ke barat. Bangunan pertama disebut sebagai bangunan induk perwara, karena berukuran lebih besar dibandingkan dua bangunan yang lain. Bangunan ini terletak di tengah-tengah bangunan lainnya.

Bangunan induk terdiri dari dua teras berundak yang hanya tinggal kaki bangunannya. Bangunan berbentuk bujur sangkar dengan panjang dan lebar 11, 40 Meter. Sisa ketinggian candi kurang lebih 2,30 Meter

Di sini terdapat sebuah sempalan arca wanita Budha dan beberapa umpak berukuran besar. Kondisi arca sudah rusak, namun masih terlihat baik. Bagian kepala dan anggota tangan arca hilang karena pengrusakan. Oleh para ahli arca ini dikenal dengan nama Gayatri.

Candi Gayatri terletak di Dukuh Dadapan, Desa Boyolangu Tulungagung Jawa Timur. Candi yang biasa disebut dengan Candi Boyolangu ini ditemukan pada tahun 1914 oleh masyarakat desa setempat.

Candi Gayatri merupakan candi peninggalan jaman Kerajaan Majapahit. Dibangun era Raja Hayam Wuruk sebagai bentuk penghormatan dan makam Putri Gayatri yang bergelar Rajapatni istri keempat Raja Kertarajasa Jaya Wardhana (Raden Wijaya).

Putri Gayatri wafat pada tahun 1350. Candi tersebut merupakan area pemakaman Putri Gayatri. Pada tahun 1350-1389 Hayam Wuruk selalu memperhatikan pemeliharaan terhadap makam-makam pada raja dan pahlawan Majapahit. Beliau memerintahkan untuk membuat Candi Patung Gayatri di tempat makamnya.

Putri Gayatri bernama Dyah Prajnaparamita atau Gayatri Sri Rajapatni adalah istri keempat Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana), yang merupakan raja pertama Majapahit.

Gayatri juga merupakan ibu dari ratu ketiga Majapahit, Sri Gitarja (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari Hayam Wuruk (Rajasanegara), raja yang membawa Kerajaan Majapahit meraih masa gemilangnya. Gayatri melahirkan generasi raja-raja dan ratu ternama di Tanah Jawa.

"Perempuan jelita inilah tokoh sentral di balik Kerajaan Majapahit. Peranan Gayatri dalam kerajaan Majapahit sangat besar. Dia berada di balik kesusksesan Majapahit baik di Nusantara maupun dalam menghadapi ancaman luar negeri,"ujar Dimas Cokro Pamungkas, budayawan Majapahit.




© VIVA.co.id